Kamis, 25 Desember 2008

“ Kaidah Pendukung Dalam Menghafal Al Qur’an “

Berbeda dengan Kaidah Pokok, kelompok kaidah ini bersifat membantu. Kaidah  kaidah ini bisa berubah, bertambah, atau bahkan tidak dilaksanakan. Semuanya disesuaikan dengan kebutuhan, walaupun sebenarnya juga sangat penting.Berpegangan kepada semua kaidah ini , baik yang bersifat pokok maupun tambahan , insyaAllah akan membuahkan hasil yang lebih memuaskan. Banyak para peminat tahfizh Al Qur’an  yang menganggap bahwa sebagian kaidah pendukung berikut ini merupakan kaidah pokok dalam menghafal Al Qur’an.  Namun , demi Allah, sekalipun Anda telah menyediakan perbekalan dan mempersiapkan diri dengan menguasai kaidah kaidah pendukung ini dan kaidah kaidah lainnya sementara Anda tidak  mempedulikan 10 kaidah pokok sebelumnya, maka anda tidak akan mampu menghafal Al Qur’an dengan semestinya.Kalaupun Anda menghafalnya, barangkali ia akan menjadi hujjah yang menuntut Anda  bukan sebagai hujjah yang membela Anda.  Pasalnya bagaimana mungkin Anda menjadi seorang penghafal Al Qur’an  sedangkan niat Anda tidak ikhlas karena Allah semata.Kesimpulannya, jika Anda sepakat dengan kaidah kaidah pendukung ini, hendaknya Anda tidak melupakan kaidah kaidah pokok.  Sebab , yang pokok adalah faktor penopang terbaik bagi Anda dalam menghafal Al Qur’an,  insyaAllah.

Kaidah Pendukung # 1.

Membuat perencanaan yang jelas.

Setiap pekerjaan yang sukses dalam hidup ini memerlukan perencanaan  yang jelas.  Sedangkan perencanaan harus memiliki target dan tujuan yang jelas.Kaitannya dengan topik ini, targetnya adalah menghafal Al Qur’an dengan sempurna.  Sehingga, kalau Anda mulai menghafal tanpa perencanaan  yang jelas, Anda tidak akan mengetahui apakah Anda berhasil ataukah gagal.  Sebuah perencanaan membutuhkan pengetahuan yang memadai tentang potensi yang ada (analisis SWOT). Potensi yang dimiliki seseorang dengan yang lain sangat berbeda.  Ada orang yang berdaya ingat kuat  dan cepat hafal, sementara ada juga yang sebaliknya. Ada orang yang memungkinkan baginya meluangkan waktu  yang cukup banyak dalam menghafal AlQur’an, namun disisi lain ada orang  yang waktu luang untuk menghafal hanya sedikit.Ada orang yang aktivitas kesehariannya berdakwah dan berceramah, sehinngga ia membutuhkan banyak porsi untuk  menghafal Al Qur’an.  Sementara itu ada orang yang aktivitasnya bukan di bidang dakwah dan ceramah, sehingga tentunya kebutuhan untuk menghafal Al Qur’an  tidaklah sama  dengan orang tadi.Beragamnya kondisi menuntut bermacam macam pula desain perencanaan. Masing masing orang lebih mengetahui kondisi pribadinya.Anda harus menentukan target waktu yang dibutuhkan. Jika Anda ingin menghafal  Al Qur’an dengan sempurna, anda harus menentukan  target waktu kapan Anda harus menyelesaikannya.  Apakah Anda ingin menyelesaikannya selama tiga tahun , lima tahun atau sepuluh tahun, atau mungkin lebih ?.Anda harus membuat program tahapan yang jelas dalam mencapai target tersebut. Apa saja yang akan Anda hafal di tahun pertama?.  Kemudian , apa saja yang akan Anda hafal di tahun ke dua, dan seterusnya.Menurut pendapat penulis (Dr Raghib As-Sirjani), peluang ber ijtihad sangat terbuka lebar- Anda sebaiknya mengkhatamkan  hafalan Al Qur’an dalam jangka waktu lima tahun. Ini jika Anda memulainya dari nol atau hanya sedikit perbendaharaan hafalan Al Qur’an yang Anda miliki. Tetapi kalau Anda telah hafal setengah Al Qur’an  (lima belas Juz) , maka hitungan waktunya  bisa dikurangi sesuai kadar hafalan yang anda miliki.

 Berdasarkan penelitian dan pengalaman penulis, penulis berkesimpulan bahwa waktu yang cukup sedang dan mudah untuk dikerjakan ialah  1 pekan = hafal 1 rubu’ (1/8 juz).

 Kita semua paham bahwa 1 juz Al Qur’an terbagi dalam 8 rubu’.  Berarti, dalam menyusun perencanaan Anda membutuhkan 8 pekan  untuk menghafal 1 juz Al Qur’an.  Selanjutnya Anda membutuhkan 48 pekan (kurang lebih sebelas bulan untuk menghafal 6 juz Al Qur’an (empat puluh delapan rubu’).  Dari semua ini, jumlah yang ada baru sebanyak seperlima Al Qur’an. Sebab seluruh Al Qur’an berjumlah 30 juz.Mengingat setahun ada 52 pekan, maka dalam setahun tersisa 4 pekan lagi. Dari waktu yang tersisa ini, disarankan Anda memanfaatkan 4 pekan ini untuk muraja’ah (mengulangi hafalan).  Disarankan agar waktu waktu muraja’ah Anda  jadwalkan ketika bulan Ramadhan.

Kaidah Pendukung # 2

Bergabunglah dalam Sebuah Kelompok

Bergabunglah  bersama kawan, saudara, dan kenalan Anda, seorang maupun lebih.  Tujuannya adalah agar saling tolong menolong dalam menghafal Al Qur’an.  Allah berfirman : 

„ Dan tolong menolonglah kamu  dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran „ (Al -Maidah :2)

 Jika Anda menemukan dalam diri anda semangat yang tingg dan membara untuk menghafal Al Qur’an, disamping waktu luang yang cukup, bergabunglah dalam kelompok bersama beberapa kawan yang mendukung tujuan Anda.Anda jangan membebani diri dengan hafalan yang banyak, sebab hal itu akan menyebabkan kebosanan  dan futur  (lemah semangat). Bahkan bisa menyebabkan Anda berhenti total dari menghafal.  Sedikit tetapi dilakukan dengan berkesinambungan itu lebih baik daripada  banyak tetapi hanya sesaat.

Kaidah Pendukung # 3

Bawalah Al Qur’an Kecil Dalam Saku Anda.

Membawa Mushaf Al Qur’an ukuran kecil dalam saku sangat efektif membantu hafalan. Penulis banyak mengenal para penghafal Al Qur’an  yang telah menghafalkan 80 % Al Quran lewat Mushaf sakunya ditempat- tempat yang berbeda dan waktu waktu yang tidak ditentukan.Misalnya, jika Anda pergi dari satu tempat ke tempat lain dengan angkutan umum, mungkin ini bisa memakan waktu seperempat jam, setengah jam atau terkadang setiap hari selama satu jam anda berada di angkutan umum.  Dalam kesempatan inilah Anda bisa memanfaatkan untuk menghafal Al Qur’an.Begitu pula ketika anda sedang menuggu di suatu tempat, seperti di kantor, saat antri, waktu istirahat di sela sela antara  mata kuliah, di sela sela antara azan dan iqamat di masjid, maka manfaatkanlah momen momen seperti itu untuk menghafal sekalipun satu ayat.  Satu ayat demi satu ayat akan menjadi satu rubu’.  Rubu’ demi rubu’ akan mencapai 30 juz Al Qur’an seutuhnya, insyaAllah.

Kaidah Pendukung # 4

Dengarkanlah Bacaan Imam Shalat Baik-baik

Pada hakikatnya, seorang muslim yang sangat antusias dan bersemangat menghafal Al Qur’an, ia sebenarnya juga sangat antusias - bahkan sudah seharusnya - untuk melakukan shalat berjamaah di masjid.Penulis berpesan kepada Anda agar memilih masjid yang diimami seorang hafizh yang mahir dan menguasai ilmu tajwid serta kaidah bacaan. Apa lagi jika suaranya merdu dan memahami makna ayat ayat yang dibacanya.Bersama imam, Anda bisa menelusuri ayat demi ayat dan lembaran lembaran Al Qur’an Anda juga  akan terbiasa mendengar ayat ayat yang belum anda hafal. Sehingga , hal tersebut bisa mempermudah Anda dalam menghafalnya kemudian.Jika Anda mendengarkan satu ayat, lalu Anda ragu bacaan tadi benar atau salah, maka jangan tunda lagi untuk merujuk kembali ayat tersebut selepas shalat ketika anda masih berada dalam masjid hingga Anda pun yakin bacaan yang sebenarnya serta susunan kalimat dan huruf hurufnya,

Kaidah Pendukung # 5

Mulailah dari Juz-Juz Al Qur’an  yang Mudah Dihafal.

Anda tidak mesti menghafal Al Qur’an sesuai urutan surat dalam Al Qur’an , apalagi sewaktu awal awal menghafal. Penulis justru lebih cendrung apabila Anda memulai dari juz – juz Al Qur’an yang mudah.  Hal ini dilakukan agar Anda bisa menghafalnya dengan cepat serta menghasilkan hafalan yang baik dalam waktu yang relatif singkat.Sebenarnya menentukan juz-juz Al Qur’an yang mudah adalah sesuatu yang relatih.  Barangkali ada satu surat yang menurut penulis sangat mudah dihafal, tetapi menurut Anda mungkin justru berat. Atau sebaliknya, barangkali surat surat yang penulis anggap susah dihafal, tetapi menurut Anda itu sangat mudah.Namun, para  penghafal Al Qur’an telah sepakat bahwa ada beberapa surat dari Al Qur’an  yang mudah untuk dihafal. Karena itu disarankan Anda memulai dari surat surat tersebut.Anda bisa memulai dari beberapa juz atau surat berikut ini :

  1. Juz ke 30  (Juz ‘Amma)
  2. Juz ke 29 (Juz Tabaraka)
  3. Surat Al Baqarah
  4. Surat Ali Imran

Banyak orang yang merasa khawatir menghafal dua  surat ini ( Al-Baqarah dan Ali Imran) karena jumlah ayatnya yang sangat banyak.  Namun hakikatnya tidak demikian, karena                     -    Banyak sekali ayat-ayat yang sudah sering didengar dari kedua surat                                          tersebut  dan sering dibaca imam dikala shalat 

 - Kedua surat itu mengandung banyak kisah serta sebab sebab diturunkannya beberapa             ayat.

 - Hal yang perlu diingat pula, bahwa di hari kiamat kelak surat Al Baqarah dan Ali Imran ini       akan membela penghafalnya

  1. Surat Yusuf
  2. Juz ke 27
  3. Surat Yassin.
  4. Surat Al Qashash.
  5. Surat Al Anfal
  6. Surat Al Ahzab
  7. Surat Lukman
  8. Surat Shad.

 Selain itu, Anda bisa juga memulai menghafal surat-surat yang mempunyai keistimewaan tersendiri atau anjuran khusus  untuk membacanya.  Sebab, hal itu bisa memudahkan Anda untuk membacanya tanpa melihat Mushaf Al Qur’an atau khusyuk duduk membancanya, misalnya :

1)      Surat Al – Kahf

2)      Surat Al-Mulk

3)      Surat As-Sajdah dan surat Al-Insan

4)      Surat Al-Jumu’ah dan surat Al-Munafiqun

5)      Surat Qaf

 Penulis juga ingin berpesan untuk tidak memulai menghafal beberapa surat berikut ini  karena relatif sulit.  Beberapa surat tersebut  adalah :

1.      Surat Yunus

2.      Surat Fathir

3.      Juz ke 28

4.      Surat An-Nisa

5.      Surat An-Nahl

6.      Surat Al-Ankabut

7.      Surat Az-Zumar

Perlu diingatkan kembali bahwa pilihan ini tidak mutlak.  Sebab, boleh jadi mudah bagi seseorang, tetapi ternyata sangat sulit bagi orang lain.  Hanya orang yang diberi taufiq dan pertolongan Allah yang bisa melakukannya.

Kaidah Pendukung  #  6

Gunakanlah  Satu Jenis Mushaf Al Qur’an dalam Menghafal

Al-Qur’an telah dicetak dalam berbagai corak serta gaya tulisan yang beragam, baik dari segi bentuk maupun tulisannya.Selain itu ada Al Qur’an yang satu halamannya berisi 12 baris, lima belas baris, serta beberapa corak dan bentuk Al Qur’an lainnya.  Selanjutnya, baris dalam salah satu mushaf Al Qur’an  dimulai dengan kalimat tertentu dari ayat tertentu. Sementara pada Mushaf Al Qur’an yang lain baris yang sama dimulai dengan kalimat yang lain, dari ayat yang lain, dan dari surat yang lain pula.

Penulis menyarankan menggunakan Mushaf  Madani :

  • Pertama :  Mushaf Madani adalah Mushaf yang paling banyak tersebar disetiap tempat dan berbagai ukuran
  • Tulisannya sangat jelas dan bentuk Khath (tulisannya) sangat mudah dibaca
  •  Mushaf ini tergolong istimewa karena susunannya sangat baik dan teratur. Tidak ada satu ayatpun yang terbagi kedalam dua halaman.. Akan tetapi setiap halaman diakhiri dengan akhir ayat.

Penggunaan indera, beberapa panca indera yang bisa digunakan dalam menghafal, adalah

1.      Indera penglihatan, yakni dengan melihat satu jenis Mushaf saja ketika menghafal Al Qur’an. Melihat Mushaf adalah ibadah

2.      Indera pendengaran, yakni dengan membacakan Al Qur’an dengan suara yang relatif keras-kecuali jika anda sedang berada di masjid- supaya ayat yang ingin dihafal masuk ke dalam otak melalui pendengaran

3.      Indera penulisan, yakni dengan menulis ayat ayat yang sangat sulit bagi Anda untuk menghafalnya. Anda bisa menulisnya secara ber-ulang ulang, sekali, dua kali, tiga kali dan seterusnya.

Kaidah Pendukung  #  7

Jangan Berpindah Hafalan Sebelum Benar-benar Hafal

Terkadang, semangat dan ambisi yang berkobar untuk menyelesaikan hafalan Al Qur’an membuat Anda berpindah dari satu rubu’ ke rubu’ yang lain, dan dari satu surat ke surat yang lain dengan cepat.  Padahal, hafalan Anda belum betul betul mantap dan kuat.Kaidah hafalan mengatakan, selagi kesungguhan dan upaya keras belum dikerahkan utntuk menghafal, ia hanya bisa bertahan sebentar dalam ingatan.Karena itu, jangan Anda berpindah dari satu ayat ke ayat yang lain, atau dari satu rubu’ ke rubu’ yang lain, kecuali jika Anda benar benar yakin bahwa hafalan Anda sebelumnya betul betul lengket dan mantap.  Hal ini supaya  waktu yang Anda gunakan untuk menghafal, tidak lebih banyak dibandingkan manfaat dan keuntungan yang sebenarnya akan Anda peroleh.

Kaidah Pendukung  #  8

Membagi-bagi Surat yang Panjang

Untuk surat-surat yang panjang, biasanya kita membagi surat ini ke dalam beberapa bagian kecil supaya lebih mudah menghafalnya.  Hari ini Anda menghafal dua  ayat, besok dua ayat lagi. Kemudian minggu depan Anda bisa menghafal satu rubu’ dan seterusnya.  Sehingga satu surat itu baru bisa dihafal dengan baik dan sempurna selama satu bulan, atau barang kali bisa lebih atau kurang.Penting menghubungkan awal surat dengan akhir surat setelah selesai menghafal agar surat ini telah menyatu dalam ingatan. Anda harus men- tasmi’  (memerdengarkan) hafalan surat ini secara keseluruhan lebih dari sekali supaya Anda benar benar yakin bahwa surat ini telah menyatu dan terikat dalam ingatan Anda.Fenomena yang sering menimpa kebanyakan penghafal Al Qur’an yang tidak menjalankan strategi atau kaidah  penting ini ialah,ia selalu melakukan tasmi’ dengan baik selagi masih dalam koridor bagian surat yang benar benar ia hafal. Namun, ketika ia bewrpindah ke bagian yang lain dalam surat yang sama, ia berhenti dan tidak ingat lagi. Masalah inilah yang ingin kita hindari  dari penerapan kaidah ini.

Kaidah Pendukung   #   9

Memperhatikan Ayat- Ayat Mutasyabihat

Banyak sekali ayat-ayat mutasyabihat dalam Al Qur’an.  Terkadang, satu ayat dalam sebuah surat hanya berbeda satu huruf atau satu kata dalam surat yang lain. Terkadang pula, ayat yang sama bisa dijumpai dalam surat yang berbeda.  Pada awalnya hal ini cukup mudahTetapi ketika hafalan kita semakin banyak, maka seorang penghafal akan merasa kesulitan membedakan dan menguasai ayat tersebut jika ia tidak memperhatikan perbedaan antara  ayat – ayat yang mutasyabihat ini.

Lihat lah surat Al-Isra  :31 dan bandingkan dengan surat Al-An’am  : 151.Lihat juga   surat Ali Imran  : 126  dan bandingkan dengan surat Al-Anfal  :10Banyak lagi contoh lainnya (yang diuraikan secara detail dalam buku : ‘Cara Cerdas Hafal Al Qur’an’.)

Penulis menyampaikan  2 hal penting sebgai berikut :

Pertama   :  Tidak boleh mengkaji ayat-ayat mutasyabihat kecuali hafalannya benar benar sudah sempurna.  Jika tidak, hal tersebut akan mengacaukan hafalan.

Kedua       :  Terkadang, Anda mendapatkan kesulitan dalam mencari ayat-ayat mutasyabihat dalam Al Qur’an.  Berkaitan dengan masalah ini, mungkin anda bisa menggunakan salah satu perangkat pendukung:

1.      Al- Mu’jam Al-Mufahras lil Qur’amil Karim

2.      CD Program Al-Qur’an

3.      Seorang yang hafal Al Qur’an

Kaidah Pendukung  #   10

Perlombaan Menghafal Al-Qur’an  Al-Karim

Perlombaan menghafal Al Qur’an merupakan sarana yang paling efektif untuk menguatkan dan mematangkan hafalan.  Pada dasarnya, manusia akan berusaha lebih sempurna dan lebih baik bila ada ujian. Ia juga akan mempercepat hafalan dan ber sungguh sungguh memanfaatkan waktu jika pelaksanaan ujian telah ditentukan.Kemahiran dan kecepatan, akan terealisasi dengan baik pada acara perlombaan menghafal Al Qur’an Al –Karim.

 Dalam hal ini Anda harus selalu memperbarui niat. Jangan sampai tujuan dan obsesi Anda hanya mendapatkan  hadiah atau pialanya saja, apalagi untuk menonjolkan jika Anda orang yang hebat.

Catatan

Pada kesempatan brikut akan disampaikan cuplikan  dari „Kaidah Kaidah Emas dalam Menghafalkan Al Qur’an ul Karim“ (Artikel tambahan ini adalah tulisan dari Syaikh Abdulrahman bin Abdul Kjhaliq)