Rabu, 14 Januari 2009

Keindahan, ketelitian dan keseimbangan kata kata dalam Al Quran

Seorang sastrawan Arab yang masyhur, Mustafa Shodiq Ar-Rofie’ie, mengakui antara lain,  „ Tuhan menurunkan Al Qur’an  dalam bahasa ini (Arab, pen) dengan susunan tersendiri, membuat orang tidak berdaya menirunya, baik susunan (ayat-ayatnya , pen) yang pendek maupun yang panjang. ...... Karena dia adalah pembersihan bahasa dari kekotorannya.“

Dr Thoha Husein, sarjana Mesir yang sangat terkenal di dunia Barat mengakui,„ Kata kata terbagi tiga, yakni puisi, prosa, dan Qur’an. Akan tetapi Qur’an memiliki gaya tersendiri, bukan puisi dan bukan prosa. Qur’an adalah Qur’an. Ia tidak tunduk pada aturan prosa dan puisi. Ia memiliki irama sendiri yang dapat dirasakan pada susunan lafalnya dan urutan ayatnya.“

Ketelitian dan keseimbangan.

Ditemukan dalam Al Qur’an, setelah dilakukan analisa serta perhitungan terhadap redaksi-redaksinya, hal hal yang sangat menakjubkan.  Ditemukan antara keseimbangan yang sangat serasi antara kata-kata yang digunakannya, seperti keserasian jumlah dua kata yang bertolak belakang. Untuk membuktikan adanya keseimbangan kata yang digunakan dalam Al Qur’an , Dr.M.Quraish Shihab mengambil contoh dari Al I’jaz Al Adabiy li Al Qur’an Al Karim karya Abdurrazaq Nawfal. Beberapa diantaranya adalah :

a.    Keseimbangan kata yang bertolak belakang.

  o             Kata al-hayah (hidup) dan al-maut (mati), masing masing disebut 145 kali.

o             Kata al-naf (manfaat) dan al- madhorroh (mudarat), masing masing disebut 50 kali

o             Kata al-har (panas) dan al-bard (dingin), masing masing disebut 4 kali.

o             Kata as-sholihat (kebajikan)  dan al-syayi’at (keburukan), masing masing disebut 167 kali.

o     Kata al-Thuma’ninah (kelapangan/ketenangan) dan al-dhiq (kesempitan/ kekesalan), masing masing disebut 13 kali.

o             Kata ar-rohbah (cemas/takut) dan al-roghbah (harap/ingin) , masing masing disebut 8 kali.

o             Kata al-kufr (kekufuran) dan al-iman (iman) dalam bentuk definite , masing masing disebut 17 kali

o             Kata al kufr (kekufuran)  dan al-iman (iman) dalam bentuk indifinite , masing masing disebut 8 kali.

o             Kata al-shoyf (musim panas)  dan al-syita’ (musim dingin) masing masing disebut 1 kali.

b.    Keseimbangan jumlah kata dengan sinonimnya  (dua kata yang artinya sama).

o             Al-harts dan al-Ziro’ah  (membajak/bertani), masing masing disebut 14 kali

o             Al-ushb dan al-dhurur (membanggakan diri/angkuh) , masing masing disebut 27 kali.

o             Al-aql dan al-nur (akal dan cahaya) , masing masing disebut 49 kali

o             Al-jahr dan al-alaniyah (nyata), masing masing disebut 16 kali.

c.    Keseimbangan antara jumlah kata dengan jumlah kata yang menunjuk kepada akibatnya.

o             Al-infak (infak) dengan al-ridha (kerelaan) , masing masing disebut 73 kali.

o             Al-bukhl (kekikiran) dengan al-hasanah  (penyesalan), masing masing disebut 12 kali.

o             Al-kafirun (orang orang kafir) dengan al-nar / al-ahroq (neraka/pembakaran) masing masing disebut 154 kali

o             Al-Zakah (zakat / penyucian)  dengan al-barokat (kebajikan yang banyak), masing masing disebut 32 kali.

o             Al-fahisyah (kekejian) dengan al-ghodb (murka), masing masing disebut 26 kali.

d.    Keseimbangan jumlah kata dengan kata penyebabnya.

o             Kata al-isrof  (pemborosan ) dengan al-sur’ah ( ketergesa-gesaan), masing masing disebut 23 kali.

o             Kata al-maw’izhoh (nasihat / petuah) dengan al-lisan (lidah), masing masing disebut 25 kali

o             Kata al-asro (tawanan) dengan al-harb (perang) masing masing disebut 6 kali.

o             Kata al-salam (kedamaian) dan al-thayyibat (kebajikan) masing masing disebut 60 kali.

e.    Keseimbangan khusus :

o             Kata yawn (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali, sebanyak hari dalam setahun.  Sedangkan kata hari yang menunjuk lepada bentuk plural (ayyam) atau dua (yawmayni) , jumlah keseluruhannya   hanya 30, sama dengan jumlah hari dalam sebulan.  Disisi lain, kata yang berarti ‘bulan’ (syahr) hanya terdapat dua belas kali, sama dengan  jumlah bulan dalam setahun.

o             Al Qur’an menjelaskan bahwa langit ada ‘tujuh’

o             Kata kata yang menunjuk lepada utusan Tuhan, baik rasul (rasul) , atau nabiyy ( nabi) , atau basyir (pembawa berita gembira), atau nadzir  (pemberi peringatan), keseluruhannya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama nama nabi, rasul dan pembawa berita tersebut, yakni 518 kali.

 

(Dikutip oleh Mr Jenggala  dari : Buku Pintar Agama Islam, Edisi yang disempurnakan , Penulis : Syamsul Rijal Hamid . Penerbit : Cahaya Salam . Mei 2007)

Senin, 05 Januari 2009

KAIDAH EMAS DALAM MENGHAFAL AL-QUR’ANUL KARIM

Al Qur’an merupakan kitab Allah yang kekal, diturunkan kepada hamba-Nya, Rasul-Nya, dan penutup para rasul, Muhammad Shallalahu Alaihi wa Sallam.  Al Qur’an adalah kitab yang dijamin Allah akan selalu terjaga dari perubahan, penggantian, penambahan, dan pengurangan isi.

“ Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur’an , dan  sesungguhnya Kami  benar benar memeliharanya.” (Al-Hijr : 9).

Al Qur-an adalah sebuah Kitab yang ada diseluruh penjuru timur maupun penjuru barat bumi ini. Al Qur’an  adalah sebuah Kitab yang diterima  secara lisan (tallaqi) oleh Rasululah  dari Malaikat Jibril, sedangkan Jibril menerimanya dari Allah.

Al Qur’an adalah kitab yang diajarkan Rasululah kepada para sahabatnya yang mulia, dan dibawa para malaikat pencatat yang mulia lagi baik baik. Al Qur’an adalah Kitab yang dikumpulkan Abu Bakar As-Shiddiq atas anjuran Al-Faruq – Umar bin Khatab – dan dibukukan  Dzun Nurain – Utsman  bin Affan – serta seluruh kaum muslimin (para sahabat) bersepakat atasnya.

Kitab Al Qur’an adalah undang undang kaum muslimin, syariat mereka, dan  jalan hidup mereka yang lurus.  Ia adalah tali Allah yang kuat, hidayah Nya yang relevan, serta nasihat-Nya untuk hamba hamba Nya.  Selain itu Al Qur’an juga merupakan mukjizat Rasul Nya yang kekal hingga akhir kehidupan dunia, dan jalan  kaum muslimin menuju kemuliaan di sepanjang masa dan waktu.

Allah memerintahkan kita beribadah dengan  membacanya, serta menjadikan orang yang mempelajari dan mengajarkan Al Qur’an sebagai sebaik baik Umat diantara kita.

Karena keutamaan hafizh Al Qur’an begitu besar , saya ( Syaikh Abdurrahman bin Abdul Khaliq- penulis) sangat berhasrat untuk menyajikan dihadapan saudara saudaraku , sebagian kaidah kaidah umum yang bisa membantu mereka untuk menghafal Al Qur’an  dan mendapatkan kedudukan  yang agung tersebut atau setidaknya sebagian darinya.

v           Hendaknya anda membatasi porsi hafalan setiap harinya 

Wajib bagi seseorang yang hendak meghafal Al Qur’an untuk membatasi hafalannya dalam setiap harinya. Misalnya, hanya beberapa ayat saja, satu halaman atau dua halaman dari Al Quir’an, ataupun seperdelapan juz, dan seterusnya. Lalu setelah membatasi hafalan dan membenarkan bacaan, mulailah dengan melakukan pengulangan (murajaa’ah).  Dalam muraja’ah ini wajib bagi hafizh untuk melagukan (membaguskan sesuai kaidah) bacaan.  Tujuannya adalah untuk mencegah kebosanan dan untuk memantapkan hafalan.   Melagukan bacaan bisa menyenangkan pendengaran dan akhirnya dapat membantu dalam menghafal.

v           Jangan menghafal melebihi batasan harian, sampai Anda dapat menghafalnya secara sempurna

Bagi hafizh Al Qur’an, tidak boleh beralih ke batasan hafalan yang baru, kecuali jika ia telah menyempurnakan  dengan baik batasan hafalan sebelumnya.  Hal ini supaya apa yang telah ia hafal  benar benar terpatri dalam otak.  Hendaknya seorang hafizh Al Qur’an menjadikan hafalan sebagai kesibukannya sepanjang siang dan malam.  Caranya dengan membacanya dalam shalat yang bacaannya sirryah (pelan) , atau dalam shalat yang bacaannya jahryah (keras). Begitu pula pada saat shalat-shalat sunnah, pada saat menunggu shalat, dan selesai shalat.

v           Jangan beralih ke surat lain sebelum Anda benar benar menghafalnya.

Usai menghafal satu surat Al Qur’an, tidak seharusnya bagi hafizh langsung beralih ke surat lain, kecuali setelah ia menghafalnya secara sempurna dan mengikat antara awal dan akhir surat tersebut. Lisannya juga bisa menghafalnya secara gampang dan mudah, tanpa bersusah payah mengingat- iungat ayat–ayat yang dihafal dan menyempurnakan bacaan (mencocokkan bacaan). Bahkan hendaknya hafalannya laksana air (yang mengalir).

v           Senantiasa memperdengarkan hafalan anda.

Wajib bagi seorang hafizh tidak menyandarkan hafalannya  kepada dirinya sendiri.  Akan tetapi, ia wajib memperdengarkan hafalannya  kepada hafizh yang lainnya atau mencocokkannya dengan mushaf.  Lebih baik lagi jika ia kerjakan dengan hafizh yang sangat teliti.  Ini bertujuan supaya seorang hafizh mengetahui adanya kesalahan bacaannya atau adanya bacaan yang terlupakan dan di ulang-ulang tanpa sadar.  Sebab, banyak dari kita salah dalam  membaca sebuah surat dan tidak menyadarinya meskipun sambil melihat mushaf. Hal ini terjadi karena ia banyak membaca tapi tidak dengan teliti.

v           Manfaatkanlah usia emas dalam menghafal.

Usia tersebut adalah usia dari 5 tahun sampai kira-kira 23 tahun.  Pada usia ini, kekuatan hafalan manusia sangat bagus. Bahkan ia merupakan  tahun tahun emas yang sangat berharga untuk menghafal. Setelah usia 23 tahun, kemampuan hafalan mulai menurun, sementara kemampuan memahami dan menelaah mulai meningkat.  Hendaknya setiap orang memanfaatkan usia usia yang berharga ini untuk menghafal seluruh Al Qur’an atau seberapa pun yang ia mampu.  Hafalan pada usia usia ini  sangat cepat dan sulit untuk lupa. Sedangkan untuk usia selainnya, seorang akan sulit dan lambat menghafal sekaligus cepat lupa.                                    

v           Anda harus memulai menghafal sejak hari ini.

Mulailah segera, hari ini,’  Jangan sekali kali Anda bermain dengan kalimat “ Nanti , atau Besok” (menunda-nunda).

                                                   D  O   A

Ya  Allah, kami memohon kepada-Mu dengan setiap nama (baik) yang Engkau miliki, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau Engkau ajarkan lepada seseorang dari makhluk-Mu, atau Engkau khusyukkan untuk diri-Mu dalam ilmu gaib disisi-Mu, jadikan Al Qur’an sebagai penenteram hati kami, cahaya di dada kami, serta pelenyap duka dan kesedihan kami.

Ya Allah, ajarilah kami dari Al Qur’an sesuatu yang kami tidak ketahui tentangnya, ingatkanlah kami dari apa apa yang terlupa oleh kami, serta berilah kami rezeki untuk mengamalkannya sepanjang malam dan siang hari.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang orang yang mewarisi Al Qur’an , baik secara ilmu maupun amalan.

Ya Allah, Zat yang mengajarkan Al Qur’an, ajarilah kami agar mengetahui Al Qur’an.

Ya Allah, Zat yang menurunkan Al Qur’an, jadikanlah kami termasuk Ahlul Qur’an.

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga ditujukan lepada Rasululah Muhammad Shallalahu Alaihi wa Sallam yang telah membaca Al Qur’an  dengan nama-Mu dan mengajarkanya karena-Mu.

A m i n.