Minggu, 08 Maret 2009

Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW

Menyambut  Maulid Nabi Muhammad SAW.

 

Tidak terhitung pelajaran yang telah kita peroleh dari junjungan kita Nabi Muhammad Sallalahualaihiwassalam, baik berupa wahyu Allah yang beliau sampaikan melalui Al Quran maupun berupa Hadist yaitu ucapan, perbuatan, dan tagrir Nabi saw yang berkaitan dengan hukum.  Berkat beliaulah kita memahami Islam yang telah membimbing kita kejalan lurus yang insya Allah diridhoi oleh Allah SWT.

Pada tanggal 9 Maret 2009 bertepatan dengan 12 Rabiul Awal kita memperingati maulid nabi kita Muhammad saw, maka pada kesempatan ini marilah kita balik kembali lembaran lembaran catatan tentang nabi kita, Nabi Muhammad saw  sebagaimana nukilan sebagai berikut :

 

*            “ Dan KAMI tidak mengutus engkau (Muhammad) , melainkan untuk seluruh umat manusia.” (QS 34/Saba’ :28).   Ayat ini membantah adanya anggapan bahwa Nabi Muhammad saw.hanya diutus untuk orang Arab saja. Sebab ajaran yang dibawanya adalah untuk seluruh umat manusia di muka bumi ini.

 

*            Muhammad saw.adalah putra dari Aminah binti Wahab dan Abdullah bin Abdul Mutholoib (wafat sewaktu Nabi masih dalam kandungan). Ia dilahirkan di Mekkah, tepatnya sekitar 200 meter dari Masjidil Haram, pada hari Senen menjelang  terbit fajar, 12 Rabiul Awal  tahun Gajah. (20 April 571 Masehi). Tempat kelahiran nabi itu kini dijadikan perpustakaan ‘ Maktabah Makkah Al-Mukartrommah’.  Penamaan tahun gajah itu sendiri karena pada waktu itu bala tentara pimpinan Abraha, Gubernur Yaman menyerang Ka’bah dengan mengendarai gajah. Namun Abraha beserta pasukannyanya berhasil dihancur-lumatkan  oleh pasukan burung ababil  yang diperintahkan oleh Allah SWT menghujani mereka dengan batu-batu dari tanah yang terbakar (simaklah QS.105/Al Fiil : 1-5).

 

*            Sebagaimana anak-anak bangsawan lainnya pada masa itu, Muhammad disusukan pada wanita Badiyah (sebuah dusun di padang pasir ) bernama Halimah Abi Dzubaidah As Sa’diyah dari Bani Sa’ad Kabilah Hawazin. Di perkampungan Bani Sa’ad inilah ia dibesarkan  sampai usia 5 tahun. Setelah itu Muhammad diasuh sendiri oleh ibunya.  Satu tahun kemudian, sewaktu Muhammad berumur enam tahun, Amianh meninggal dunia.  Sejak itu Muhammad diasuh oleh kakeknya, Abdul Mutholib.  Tidak lama kemudian kakeknya juga meninggal dunia, maka ia dibesarkan oleh pamannya , Abu Tholib.

 

*            Pada usia 12 tahun, Muhammad diajak pamannya berdagang ke negeri Syam.  Sesapainya mereka di kota Bushro, ada seorang pendeta kristen bernama Buhiro yang memperhatikan Muhammad dan terperanjat menyaksikan adanya tanda-tranda kenabian  padanya sesuai benar dengan yang diceritakan dalam Injil.  Karena itu pendeta Buhiro menyarankan Abu Tholib agar segera membawa Muhammad pulang kembali. Sebab ia khawatir jika orang orang Yahudi mengetahuinya, mereka akan mencelakakannya.  Pendeta Buhiro juga berpesan supaya Abu Tholib memelihara dan menjaga keponakannya itu baik-baik, karena ia calon pemimpin umat.

 

*            Sejak masa kanak kanak, Muhammad saw telah menunjukkan sifat sifat seorang pemimpin.  Ia melaksanakan pekerjaannya sebagai pengembala kambing dengan sebaik baiknya.  Berbagai catatan sejarah, termasuk yang ditulis oleh pakar pakar Barat, mengakui bahwa Muhammad saw  seorang figur yang sangat cerdas dan memiliki daya ingat yang sangat kuat.  Lebih dari itu ia seorang yang rendah hati, penuh kasih sayang kepada sesamaya, senantiasa menjauhi perbuatan keji dan kotor, jujur dalam setiap tindak-lakunya, serta lembut dan benar perkataannya, sehingga masyarakat memberinya gelar Al Amin (orang yang dapat dipercaya).

 

*            Sewaktu berusia 25 tahun, Muhammad dipercaya oleh seorang wanita  terhormat yang kaya raya bernama Khodijah binti Khuwalid untuk menjual barang-barang dagangannya ke Syiria.  Ketika itu Muhammad saw ditemani oleh pembantu Khodijah bernama Maisaroh.  Perilaku dan tutur kata Muhammad yang terpuji menyebabkan ia berdagang dengan mudah. Seluruh barang dagangan terjual habis dalam waktu relatif singkat dan mendapat untung besar. Semua itu Maisaroh ceritakan kepada Khodijah.. Sejak itulah Khodijah terpikat oleh kepribadian Muhammad, dan tidak lama kenudian Allah SWT mentakdirkan keduanya menjadi suami istri. Saat itu Khodijah adalah seorang janda berusia 40 tahun.  Lima belah tahun lebih tua dari Muhammad saw.  Pernikahan mereka dikaruniai anak tiga putra dan empat putri.  Ketiga putranya, Al Qosim , Abdullah dan Thoyyib.  Empat putrinya ialah Zainab, Ruqoyyah, Ummu Kaltsum , dan Fatimah.

 

*            Sewaktu Muhammad saw berusia 35 tahun, Mekah dilanda banjir besar sehingga merobohkan Ka’abah. Setelah musibah banjir tersebut, kaum Quraisy membangun Ka’abah kembali. Ketika pembangunan Ka’abah telah usai, para pembesarnya bertengkar tentang siapa yang berhak meletakkkan Hajar Aswad pada posisi semula. Untuk menghindari permusuhan diantara mereka , akhirnya disepakati bahwa siapa yang masuk Masjidil Haram lebih dulu, maka dialah yang berhak meletakkan Hajar Aswad.  Ternyata, yang memasuki Masjidil Haram lebih dulu adalah Muhammad saw. 

“ Inilah Muhammad Al Amin. Kami rela kepadanya” , komentar sebagian pembesar Quraisy gembira, karena yang mereka setujui adalah orang yang jujur dan benar tutur katanya.  Muhammad saw. menyambut  baik penunjukan atas dirinya.  Sekalipun ia satu-satunya yang dipercaya melakukan tugas tersebut, namun Muhammad selaku orang muda merasa perlu memberikan penghormatan kepada pembesar pembesar Quraisy.  Untuk itu Muhammad saw membentangkan kain sorbannya  ditanah, lalu meletakkan Hajar Aswad diatasnya, kemudian memanggil empat kepala suku dari bangsa Quraisy untuk mengangkat empat sudut  kain sorban itu, sedangkan ia yang memegangi Hajar Aswad itu dan meletakkannya di tempat semula.

 

*            Pada usia 40 tahun, Muhammad menerima wahyu pertama ketika berkholwat (menyepi untuk beribadah mendekatkan diri kepada Allah) di Gua Hiro’. Sejak itulah ia diangkat menjadi seorang Nabi dan mulai menyiarkan agama Islam secara diam diam, sesuai dengan perintah Allah SWT.  Orang pertama yang beriman kepadanya adalah : Abu Bakar (dari kalangan orang tua), Khodijah binti Khuwalid (dari kaum wanita), Ali bin Abi Tholib(dari golongan anak-anak), dan Zaid bin Haritsah (dari golongan budak).  Beberapa waktu kemudian, kalangan elit kaum Quraisy  pun menyatakan memeluk Islam, antara lain : Utsman bin Affan , Zubair bin Al Awam, Abdurrohman  bin Auf, Abdullah bin Mas’ud , Saad bin Abi Waqos , dan Tholha bin Ubaidillah.

 

*            Kurang lebih selama tiga tahun  nabi Muhammad berdakwah secara diam-diam , sampai ‘turun ‘ wahyu  yang memerintahkannya  untuk berdakwah secara terang terangan .. “ Maka sampaikanlah  secara terang terangan semua yang diperintahkan kepadamu  dan berpalinglah dari orang-orang musyrik” (QS. 15/Al Hijr : 94).

 

*            Sambutan penduduk Mekah pada mulanya menggembirakan. Hanya saja para pemimpin dan bangsawan Quraisy terhina  oleh seruan nabi untuk meninggalkan kebiasaan menyembah berhala  karena itu bukan Tuhan . Sedangkan Tuhan yang patut disembah  ialah Allah SWT Yang Maha Esa. Sejak itu mereka  melakukan penganiayaan terhadap Nabi dan pengikutnya.

Guna menghindari penganiayaan orang-orang kafir Quraisy  lebih jauh, Nabi saw.memerintahkan pengikutnya untuk hijrah (pindah) ke Habsyah (Habsyi). Disana ada raja Najasyi  yang mengakui kebenaran ajaran Nabi karena datang dari zat yang menurunkan rísalah Isa as. Yang pergi  pada saat itu 15 orang, terdiri dari 11 pria dan 4 wanita.  Kelompok kedua  yang menyusul berhijrah 76 orang, terdiri dari 63 pria dan 13 wanita.

 

*            Dari hari ke hari  pengikut Nabi saw semakin bertambah. Untuk menghentikan  dakwah beliau, kaum Quraisy merencanakan  pembunuhan terhadap Nabi saw. Berkat usaha Abu Tholib, Nabi dapat diselamatkan . Orang-orang kafir Quraisy akhirnya memboikot keluarga Nabi dan pengikutnya. Semua orang kafir dilarang mengadakan hubungan kekeluargaan  dan dagang dengan orang orang Islam, sehingga Nabi beserta seluruh pengikutnya  memakan dedaunan sampai selama sekitar tiga tahun.  Masa pemboikotan itu berakhir pada tahun ke 10 kenabian. Pada waktu itulah Abi Tholib yang membela beliau mati-matian meninggal dunia.  Dengan sendirinya semakin bertambah hebat gangguan kaum Quraisy  kepadanya. Selanjutnya Nabi bersama  Zaid bin Hatritsah berdakwah ke Thoif, tepatknya kepada kabilah Tsaqif. Sambutan kabilah Tsaqif  sangat tidak manusiawi. Mereka melempari Nabi dengan batu , hingga tumit beliau terluka.

 

*            Keadaan di Mekah semakin mengancam jiwa Nabi saw. Oleh karena itu beliau memutuskan hijrah ke Yastrib, kemudian diganti namanya dengan Madinah Al Munawaroh, sebab Islam sudah berkembang disana melalui orang-orang Yastrib yang ketika mengunjungi Ka’abah bertemu Nabi dan menerima ajarannya. Itu terjadi pada tahun ke tigabelas  kenabian. Sebelum sampai di Madinah, Nabi saw singgah di kota kecil, Kuba untuk beberapa waktu lamanya  dan sempat mendirikan Masjid. Setelah cukup lama tinggal di Kuba, nabi melanjutkan perjalanan ke Madinah. Di kota inipun  Nabi membangun Masjid bersama-sama dengan kaum Muhajirin (sebutan bagi orang Islam yang berasal dari Mekah ) dan kaum Anshor (sebutan bagi orang Islam yang berasal dari Madinah).

 

*            Pada hari Saptu, 25 Dzul Qo’dah, tahun Hijriyah, Nabi beserta para pengikutnya yang telah mencapai jumlah ribuan, menunaikan ibadah haji untuk pertama kalinya sekaligus sebagai haji wada’. Sekalipun umat Islam kala itu sudah sangat kuat, namun Rosulullah saw, tidak menyimpan dendam terhadap orang-orang kafir Quraisy yang pernah menganiaya beliau dan para pengikutnya. Bahkan Rosulullah saw.menjamin hak-hak hidup mereka .  Beberapa bulan setelah haji wada’ beliau sakit keras dan wafat. Tepatnya pada hari Senen, 12 Rabiul Awal, dalam usia 63 tahun.

 

(Dikutip abis dari :  Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Agama Islam, Edisi Yang Disempurnakan, diterbitkan oleh “Lembaga Pengajaran /Kajian dan Konsultasi Agama Islam LPKAI ‘Cahaya Islam’ Mei 2007)