Kamis, 25 Desember 2008

“ Kaidah Pendukung Dalam Menghafal Al Qur’an “

Berbeda dengan Kaidah Pokok, kelompok kaidah ini bersifat membantu. Kaidah  kaidah ini bisa berubah, bertambah, atau bahkan tidak dilaksanakan. Semuanya disesuaikan dengan kebutuhan, walaupun sebenarnya juga sangat penting.Berpegangan kepada semua kaidah ini , baik yang bersifat pokok maupun tambahan , insyaAllah akan membuahkan hasil yang lebih memuaskan. Banyak para peminat tahfizh Al Qur’an  yang menganggap bahwa sebagian kaidah pendukung berikut ini merupakan kaidah pokok dalam menghafal Al Qur’an.  Namun , demi Allah, sekalipun Anda telah menyediakan perbekalan dan mempersiapkan diri dengan menguasai kaidah kaidah pendukung ini dan kaidah kaidah lainnya sementara Anda tidak  mempedulikan 10 kaidah pokok sebelumnya, maka anda tidak akan mampu menghafal Al Qur’an dengan semestinya.Kalaupun Anda menghafalnya, barangkali ia akan menjadi hujjah yang menuntut Anda  bukan sebagai hujjah yang membela Anda.  Pasalnya bagaimana mungkin Anda menjadi seorang penghafal Al Qur’an  sedangkan niat Anda tidak ikhlas karena Allah semata.Kesimpulannya, jika Anda sepakat dengan kaidah kaidah pendukung ini, hendaknya Anda tidak melupakan kaidah kaidah pokok.  Sebab , yang pokok adalah faktor penopang terbaik bagi Anda dalam menghafal Al Qur’an,  insyaAllah.

Kaidah Pendukung # 1.

Membuat perencanaan yang jelas.

Setiap pekerjaan yang sukses dalam hidup ini memerlukan perencanaan  yang jelas.  Sedangkan perencanaan harus memiliki target dan tujuan yang jelas.Kaitannya dengan topik ini, targetnya adalah menghafal Al Qur’an dengan sempurna.  Sehingga, kalau Anda mulai menghafal tanpa perencanaan  yang jelas, Anda tidak akan mengetahui apakah Anda berhasil ataukah gagal.  Sebuah perencanaan membutuhkan pengetahuan yang memadai tentang potensi yang ada (analisis SWOT). Potensi yang dimiliki seseorang dengan yang lain sangat berbeda.  Ada orang yang berdaya ingat kuat  dan cepat hafal, sementara ada juga yang sebaliknya. Ada orang yang memungkinkan baginya meluangkan waktu  yang cukup banyak dalam menghafal AlQur’an, namun disisi lain ada orang  yang waktu luang untuk menghafal hanya sedikit.Ada orang yang aktivitas kesehariannya berdakwah dan berceramah, sehinngga ia membutuhkan banyak porsi untuk  menghafal Al Qur’an.  Sementara itu ada orang yang aktivitasnya bukan di bidang dakwah dan ceramah, sehingga tentunya kebutuhan untuk menghafal Al Qur’an  tidaklah sama  dengan orang tadi.Beragamnya kondisi menuntut bermacam macam pula desain perencanaan. Masing masing orang lebih mengetahui kondisi pribadinya.Anda harus menentukan target waktu yang dibutuhkan. Jika Anda ingin menghafal  Al Qur’an dengan sempurna, anda harus menentukan  target waktu kapan Anda harus menyelesaikannya.  Apakah Anda ingin menyelesaikannya selama tiga tahun , lima tahun atau sepuluh tahun, atau mungkin lebih ?.Anda harus membuat program tahapan yang jelas dalam mencapai target tersebut. Apa saja yang akan Anda hafal di tahun pertama?.  Kemudian , apa saja yang akan Anda hafal di tahun ke dua, dan seterusnya.Menurut pendapat penulis (Dr Raghib As-Sirjani), peluang ber ijtihad sangat terbuka lebar- Anda sebaiknya mengkhatamkan  hafalan Al Qur’an dalam jangka waktu lima tahun. Ini jika Anda memulainya dari nol atau hanya sedikit perbendaharaan hafalan Al Qur’an yang Anda miliki. Tetapi kalau Anda telah hafal setengah Al Qur’an  (lima belas Juz) , maka hitungan waktunya  bisa dikurangi sesuai kadar hafalan yang anda miliki.

 Berdasarkan penelitian dan pengalaman penulis, penulis berkesimpulan bahwa waktu yang cukup sedang dan mudah untuk dikerjakan ialah  1 pekan = hafal 1 rubu’ (1/8 juz).

 Kita semua paham bahwa 1 juz Al Qur’an terbagi dalam 8 rubu’.  Berarti, dalam menyusun perencanaan Anda membutuhkan 8 pekan  untuk menghafal 1 juz Al Qur’an.  Selanjutnya Anda membutuhkan 48 pekan (kurang lebih sebelas bulan untuk menghafal 6 juz Al Qur’an (empat puluh delapan rubu’).  Dari semua ini, jumlah yang ada baru sebanyak seperlima Al Qur’an. Sebab seluruh Al Qur’an berjumlah 30 juz.Mengingat setahun ada 52 pekan, maka dalam setahun tersisa 4 pekan lagi. Dari waktu yang tersisa ini, disarankan Anda memanfaatkan 4 pekan ini untuk muraja’ah (mengulangi hafalan).  Disarankan agar waktu waktu muraja’ah Anda  jadwalkan ketika bulan Ramadhan.

Kaidah Pendukung # 2

Bergabunglah dalam Sebuah Kelompok

Bergabunglah  bersama kawan, saudara, dan kenalan Anda, seorang maupun lebih.  Tujuannya adalah agar saling tolong menolong dalam menghafal Al Qur’an.  Allah berfirman : 

„ Dan tolong menolonglah kamu  dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran „ (Al -Maidah :2)

 Jika Anda menemukan dalam diri anda semangat yang tingg dan membara untuk menghafal Al Qur’an, disamping waktu luang yang cukup, bergabunglah dalam kelompok bersama beberapa kawan yang mendukung tujuan Anda.Anda jangan membebani diri dengan hafalan yang banyak, sebab hal itu akan menyebabkan kebosanan  dan futur  (lemah semangat). Bahkan bisa menyebabkan Anda berhenti total dari menghafal.  Sedikit tetapi dilakukan dengan berkesinambungan itu lebih baik daripada  banyak tetapi hanya sesaat.

Kaidah Pendukung # 3

Bawalah Al Qur’an Kecil Dalam Saku Anda.

Membawa Mushaf Al Qur’an ukuran kecil dalam saku sangat efektif membantu hafalan. Penulis banyak mengenal para penghafal Al Qur’an  yang telah menghafalkan 80 % Al Quran lewat Mushaf sakunya ditempat- tempat yang berbeda dan waktu waktu yang tidak ditentukan.Misalnya, jika Anda pergi dari satu tempat ke tempat lain dengan angkutan umum, mungkin ini bisa memakan waktu seperempat jam, setengah jam atau terkadang setiap hari selama satu jam anda berada di angkutan umum.  Dalam kesempatan inilah Anda bisa memanfaatkan untuk menghafal Al Qur’an.Begitu pula ketika anda sedang menuggu di suatu tempat, seperti di kantor, saat antri, waktu istirahat di sela sela antara  mata kuliah, di sela sela antara azan dan iqamat di masjid, maka manfaatkanlah momen momen seperti itu untuk menghafal sekalipun satu ayat.  Satu ayat demi satu ayat akan menjadi satu rubu’.  Rubu’ demi rubu’ akan mencapai 30 juz Al Qur’an seutuhnya, insyaAllah.

Kaidah Pendukung # 4

Dengarkanlah Bacaan Imam Shalat Baik-baik

Pada hakikatnya, seorang muslim yang sangat antusias dan bersemangat menghafal Al Qur’an, ia sebenarnya juga sangat antusias - bahkan sudah seharusnya - untuk melakukan shalat berjamaah di masjid.Penulis berpesan kepada Anda agar memilih masjid yang diimami seorang hafizh yang mahir dan menguasai ilmu tajwid serta kaidah bacaan. Apa lagi jika suaranya merdu dan memahami makna ayat ayat yang dibacanya.Bersama imam, Anda bisa menelusuri ayat demi ayat dan lembaran lembaran Al Qur’an Anda juga  akan terbiasa mendengar ayat ayat yang belum anda hafal. Sehingga , hal tersebut bisa mempermudah Anda dalam menghafalnya kemudian.Jika Anda mendengarkan satu ayat, lalu Anda ragu bacaan tadi benar atau salah, maka jangan tunda lagi untuk merujuk kembali ayat tersebut selepas shalat ketika anda masih berada dalam masjid hingga Anda pun yakin bacaan yang sebenarnya serta susunan kalimat dan huruf hurufnya,

Kaidah Pendukung # 5

Mulailah dari Juz-Juz Al Qur’an  yang Mudah Dihafal.

Anda tidak mesti menghafal Al Qur’an sesuai urutan surat dalam Al Qur’an , apalagi sewaktu awal awal menghafal. Penulis justru lebih cendrung apabila Anda memulai dari juz – juz Al Qur’an yang mudah.  Hal ini dilakukan agar Anda bisa menghafalnya dengan cepat serta menghasilkan hafalan yang baik dalam waktu yang relatif singkat.Sebenarnya menentukan juz-juz Al Qur’an yang mudah adalah sesuatu yang relatih.  Barangkali ada satu surat yang menurut penulis sangat mudah dihafal, tetapi menurut Anda mungkin justru berat. Atau sebaliknya, barangkali surat surat yang penulis anggap susah dihafal, tetapi menurut Anda itu sangat mudah.Namun, para  penghafal Al Qur’an telah sepakat bahwa ada beberapa surat dari Al Qur’an  yang mudah untuk dihafal. Karena itu disarankan Anda memulai dari surat surat tersebut.Anda bisa memulai dari beberapa juz atau surat berikut ini :

  1. Juz ke 30  (Juz ‘Amma)
  2. Juz ke 29 (Juz Tabaraka)
  3. Surat Al Baqarah
  4. Surat Ali Imran

Banyak orang yang merasa khawatir menghafal dua  surat ini ( Al-Baqarah dan Ali Imran) karena jumlah ayatnya yang sangat banyak.  Namun hakikatnya tidak demikian, karena                     -    Banyak sekali ayat-ayat yang sudah sering didengar dari kedua surat                                          tersebut  dan sering dibaca imam dikala shalat 

 - Kedua surat itu mengandung banyak kisah serta sebab sebab diturunkannya beberapa             ayat.

 - Hal yang perlu diingat pula, bahwa di hari kiamat kelak surat Al Baqarah dan Ali Imran ini       akan membela penghafalnya

  1. Surat Yusuf
  2. Juz ke 27
  3. Surat Yassin.
  4. Surat Al Qashash.
  5. Surat Al Anfal
  6. Surat Al Ahzab
  7. Surat Lukman
  8. Surat Shad.

 Selain itu, Anda bisa juga memulai menghafal surat-surat yang mempunyai keistimewaan tersendiri atau anjuran khusus  untuk membacanya.  Sebab, hal itu bisa memudahkan Anda untuk membacanya tanpa melihat Mushaf Al Qur’an atau khusyuk duduk membancanya, misalnya :

1)      Surat Al – Kahf

2)      Surat Al-Mulk

3)      Surat As-Sajdah dan surat Al-Insan

4)      Surat Al-Jumu’ah dan surat Al-Munafiqun

5)      Surat Qaf

 Penulis juga ingin berpesan untuk tidak memulai menghafal beberapa surat berikut ini  karena relatif sulit.  Beberapa surat tersebut  adalah :

1.      Surat Yunus

2.      Surat Fathir

3.      Juz ke 28

4.      Surat An-Nisa

5.      Surat An-Nahl

6.      Surat Al-Ankabut

7.      Surat Az-Zumar

Perlu diingatkan kembali bahwa pilihan ini tidak mutlak.  Sebab, boleh jadi mudah bagi seseorang, tetapi ternyata sangat sulit bagi orang lain.  Hanya orang yang diberi taufiq dan pertolongan Allah yang bisa melakukannya.

Kaidah Pendukung  #  6

Gunakanlah  Satu Jenis Mushaf Al Qur’an dalam Menghafal

Al-Qur’an telah dicetak dalam berbagai corak serta gaya tulisan yang beragam, baik dari segi bentuk maupun tulisannya.Selain itu ada Al Qur’an yang satu halamannya berisi 12 baris, lima belas baris, serta beberapa corak dan bentuk Al Qur’an lainnya.  Selanjutnya, baris dalam salah satu mushaf Al Qur’an  dimulai dengan kalimat tertentu dari ayat tertentu. Sementara pada Mushaf Al Qur’an yang lain baris yang sama dimulai dengan kalimat yang lain, dari ayat yang lain, dan dari surat yang lain pula.

Penulis menyarankan menggunakan Mushaf  Madani :

  • Pertama :  Mushaf Madani adalah Mushaf yang paling banyak tersebar disetiap tempat dan berbagai ukuran
  • Tulisannya sangat jelas dan bentuk Khath (tulisannya) sangat mudah dibaca
  •  Mushaf ini tergolong istimewa karena susunannya sangat baik dan teratur. Tidak ada satu ayatpun yang terbagi kedalam dua halaman.. Akan tetapi setiap halaman diakhiri dengan akhir ayat.

Penggunaan indera, beberapa panca indera yang bisa digunakan dalam menghafal, adalah

1.      Indera penglihatan, yakni dengan melihat satu jenis Mushaf saja ketika menghafal Al Qur’an. Melihat Mushaf adalah ibadah

2.      Indera pendengaran, yakni dengan membacakan Al Qur’an dengan suara yang relatif keras-kecuali jika anda sedang berada di masjid- supaya ayat yang ingin dihafal masuk ke dalam otak melalui pendengaran

3.      Indera penulisan, yakni dengan menulis ayat ayat yang sangat sulit bagi Anda untuk menghafalnya. Anda bisa menulisnya secara ber-ulang ulang, sekali, dua kali, tiga kali dan seterusnya.

Kaidah Pendukung  #  7

Jangan Berpindah Hafalan Sebelum Benar-benar Hafal

Terkadang, semangat dan ambisi yang berkobar untuk menyelesaikan hafalan Al Qur’an membuat Anda berpindah dari satu rubu’ ke rubu’ yang lain, dan dari satu surat ke surat yang lain dengan cepat.  Padahal, hafalan Anda belum betul betul mantap dan kuat.Kaidah hafalan mengatakan, selagi kesungguhan dan upaya keras belum dikerahkan utntuk menghafal, ia hanya bisa bertahan sebentar dalam ingatan.Karena itu, jangan Anda berpindah dari satu ayat ke ayat yang lain, atau dari satu rubu’ ke rubu’ yang lain, kecuali jika Anda benar benar yakin bahwa hafalan Anda sebelumnya betul betul lengket dan mantap.  Hal ini supaya  waktu yang Anda gunakan untuk menghafal, tidak lebih banyak dibandingkan manfaat dan keuntungan yang sebenarnya akan Anda peroleh.

Kaidah Pendukung  #  8

Membagi-bagi Surat yang Panjang

Untuk surat-surat yang panjang, biasanya kita membagi surat ini ke dalam beberapa bagian kecil supaya lebih mudah menghafalnya.  Hari ini Anda menghafal dua  ayat, besok dua ayat lagi. Kemudian minggu depan Anda bisa menghafal satu rubu’ dan seterusnya.  Sehingga satu surat itu baru bisa dihafal dengan baik dan sempurna selama satu bulan, atau barang kali bisa lebih atau kurang.Penting menghubungkan awal surat dengan akhir surat setelah selesai menghafal agar surat ini telah menyatu dalam ingatan. Anda harus men- tasmi’  (memerdengarkan) hafalan surat ini secara keseluruhan lebih dari sekali supaya Anda benar benar yakin bahwa surat ini telah menyatu dan terikat dalam ingatan Anda.Fenomena yang sering menimpa kebanyakan penghafal Al Qur’an yang tidak menjalankan strategi atau kaidah  penting ini ialah,ia selalu melakukan tasmi’ dengan baik selagi masih dalam koridor bagian surat yang benar benar ia hafal. Namun, ketika ia bewrpindah ke bagian yang lain dalam surat yang sama, ia berhenti dan tidak ingat lagi. Masalah inilah yang ingin kita hindari  dari penerapan kaidah ini.

Kaidah Pendukung   #   9

Memperhatikan Ayat- Ayat Mutasyabihat

Banyak sekali ayat-ayat mutasyabihat dalam Al Qur’an.  Terkadang, satu ayat dalam sebuah surat hanya berbeda satu huruf atau satu kata dalam surat yang lain. Terkadang pula, ayat yang sama bisa dijumpai dalam surat yang berbeda.  Pada awalnya hal ini cukup mudahTetapi ketika hafalan kita semakin banyak, maka seorang penghafal akan merasa kesulitan membedakan dan menguasai ayat tersebut jika ia tidak memperhatikan perbedaan antara  ayat – ayat yang mutasyabihat ini.

Lihat lah surat Al-Isra  :31 dan bandingkan dengan surat Al-An’am  : 151.Lihat juga   surat Ali Imran  : 126  dan bandingkan dengan surat Al-Anfal  :10Banyak lagi contoh lainnya (yang diuraikan secara detail dalam buku : ‘Cara Cerdas Hafal Al Qur’an’.)

Penulis menyampaikan  2 hal penting sebgai berikut :

Pertama   :  Tidak boleh mengkaji ayat-ayat mutasyabihat kecuali hafalannya benar benar sudah sempurna.  Jika tidak, hal tersebut akan mengacaukan hafalan.

Kedua       :  Terkadang, Anda mendapatkan kesulitan dalam mencari ayat-ayat mutasyabihat dalam Al Qur’an.  Berkaitan dengan masalah ini, mungkin anda bisa menggunakan salah satu perangkat pendukung:

1.      Al- Mu’jam Al-Mufahras lil Qur’amil Karim

2.      CD Program Al-Qur’an

3.      Seorang yang hafal Al Qur’an

Kaidah Pendukung  #   10

Perlombaan Menghafal Al-Qur’an  Al-Karim

Perlombaan menghafal Al Qur’an merupakan sarana yang paling efektif untuk menguatkan dan mematangkan hafalan.  Pada dasarnya, manusia akan berusaha lebih sempurna dan lebih baik bila ada ujian. Ia juga akan mempercepat hafalan dan ber sungguh sungguh memanfaatkan waktu jika pelaksanaan ujian telah ditentukan.Kemahiran dan kecepatan, akan terealisasi dengan baik pada acara perlombaan menghafal Al Qur’an Al –Karim.

 Dalam hal ini Anda harus selalu memperbarui niat. Jangan sampai tujuan dan obsesi Anda hanya mendapatkan  hadiah atau pialanya saja, apalagi untuk menonjolkan jika Anda orang yang hebat.

Catatan

Pada kesempatan brikut akan disampaikan cuplikan  dari „Kaidah Kaidah Emas dalam Menghafalkan Al Qur’an ul Karim“ (Artikel tambahan ini adalah tulisan dari Syaikh Abdulrahman bin Abdul Kjhaliq)

Sabtu, 20 Desember 2008

“ CARA CERDAS HAFAL AL QUR’AN”

KIAT  HAFAL  AL QUR’AN

Nikmat Al Qur’an merupakan karunia dan anugerah paling agung yang diberikan Allah kepada hamba-hamba Nya yang beriman. Manusia yang tidak mempunyai respons terhadap fiman Allah , tidak pula memenuhi seruan Nya, seolah makhluk yang belum pernah terlahir di muka bumi ini.  Pada dirinya tak ada kehidupan.

“Hai orang-orang yang beriman , penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada apa yang memberi kehidupan kepada kamu. “ (Al  Anfal :24)

Secara lebih khusus, nikmat yang sangat besar dikaruniakan kepada sekelompok hamba Nya yang bukan saja beriman , namun juga menghafal Al Qur’an.  Allah sangat  meninggikan derajat serta melipatgandakan  pahala mereka.  Selain itu Allah memerintahkan kaum beriman untuk memuliakan dan memprioritaskan  mereka  dibandingkan yang lain. Setidaknya hadits Nabi  mengisyaratkannya  :

“ Sesungguhnya Allah akan meninggikan (derajat) suatu kaum dengan Al Qur’an ini , dan dengannya pula Dia akan merendahkan (derajat) kaum yang lain”. (HR Muslim).

Alinea beberapa kalimat diatas adalah “ wrapping” dari buku “ CARA CERDAS HAFAL AL QUR’AN  yang ditulis oleh Dr. Raghib As-Sirjani  dan Dr. Abdurrahman Abdul Khaliq . Buku ini di terjemahkan kedalam Bahasa Indonesia oleh Sarwedi Hasibuan,Lc dan Arif Mahmudi.( 128 hal + xii).  Buku terjemahan ini diterbitkan oleh PT AQWAM MEDIA PROFETIKA.

Mengingat buku tersebut diatas menurut saya cukup baik dan padat tuntunan, maka agar bisa pula dinikmati oleh Anda yang belum sempat memperolehnya, berikut ini saya cuplikkan bagi Anda pokok pokok penting buku tersebut , namun saya tetap menganjurkan Anda untuk memiliki buku tersebut karena cuplikan yang disampaikan disini tidak akan sebaik dan selengkap  buku tersebut.  Mudah-mudahan cuplikan yang disampaikan ini ada juga manfaatnya:

 

Kaidah Pokok Dalam menghafal Al Qur’an 

Kaidah # 1  :   

I k h l a s 

Ikhlas adalah kaidah yang paling pokok dan paling penting dalam masalah ini. Sebab, apabila seseorang melakukan perbuatan tanpa dasar mencari keridhaan Allah semata, amalannya hanya akan sia-sia belaka.

Rasulullah bersabda :

“ Barang siapa yang  mempelajari suatu ilmu yang (semestinya)  diperuntukkan  karena Allah semata , tetapi ia mempelajarinya hanya untuk memperoleh kenikmatan duniawi, maka ia tidak akan mencium aroma wangi sorga pada hari kiamat kelak” ( HR Abu Dawud  dari Abu Hurairah;  Sahih).

Setiap kali Anda memperbanyak niat yang baik, setiap kali itu pula pahala Anda disisi Allah akan semakin besar.  Sebab, boleh saja seseorang mempunyai niat (tujuan) lebih dari satu dalam sebuah amal saleh.  Dalam kaitannya dengan menghafal Al Qur’an, Anda juga dapat memperbanyak niat yang saleh.

Ada  beberapa niat yang dapat Anda tanamkan seperti contoh dibawah ini :

  1. Berniat memperbanyak dan sering membaca Al Qur’an.

Orang yang menghafal Al Qur’an  dapat membacanya  lebih banyak dan lebih sering melalui metode tasmi’ (mendengarkan apa yang telah dia hafal) kepada orang lain, terutama pada kondisi atau tempat yang sulit baginya mengeluarkan atau membaca Mushaf pegangannya.

  1. Berniat melaksanakan qiyamul lail  (syalat tahajjud) dengan hafalannya

Apabila seseorang hafal Al Qur’an , ia bisa membaca surat apa saja  yang ia inginkan setiap malam.  Ia bisa menikmati keagungan Kitab Allah  yang mulia ini.

  1. Berniat memperoleh kemuliaan sebagai seorang hafizh Al Qur’an disisi Allah

Dengannya seluruh kandungan Al Qur’an  akan menjadi pembelamu kelak dihari kiamat.  Niat ini merupakan target yang sangat mulia dan tujuan yang sangat agung.  Sebab anda mempersembahkan seluruh jiwa dan raga untuk itu.

  1. Berniat agar kedua orang tua Anda dikenakan mahkota kemuliaan  pada hari kiamat kelak

       Diriwayatkan bahwa Rasullulah bersabda :

        “ Barang siap yang membaca Al Qur’an  dan mengamalkan  isi kandungannya, niscaya Allah akan memakaikan mahkota kepada kedua orang tuanya kelak di hari kiamat .  Sinarnya lebih bagus daripada sinar matahari yang menyusupi rumah rumah di dunia..  Sekiranya (sinar matahari ) itu di dalam rumah kalian bagaimanakah menurut kalian terhadap orang yang mengamalkan (Al Qur’an) ? (HR Abu Dawud dari  Muadz bin Anas)

  1. Berniat membentengi diri dari azab akhirat.

Sesungguhnya Allah tidak akan menyiksa hati yang memahami (menguasai ) Al Qur’an

  1. Berniat mengajarkannya kepada orang lain.

Jika Anda hafal Al Qur’an kemudian mentransfernya kepada orang lain, baik  dengan menghafalkan maupun mengajarkan ilmu tajwid dan tafsirnya, mka hal ini mengindikasikan bahwa Anda benar benar telah menjadi bagian dari orang-orang terbaik pada umat ini.  Sekali kali ini bukan  perkataan saya sendiri, namun Rasullulah sendiri  yang bersabda  :

“ Sebaik baik kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur’an  dan mengajarkannya.”  (HR Al-Bukhari dari Utsman bin Affan).

  1. Berniat menjadi seorang suri teladan  yang baik bagi kaum muslim dan non muslim.

Kita memerlukan seorang dokter yang komitmen (kuat beragama) dan hafal Al Qur’an, insinyur yang komitmen dan hafal  Al Qur’an , petani yang komitmen dan hafal Al Qur’an , tukang kayu yang komitment dan hafal Al Quran.  Jika hafalan Al Qur’an dan komitmen terhadap agama kita padukan dengan prestasi kerja dan keberhasilan, niscaya ini akan menjadi sebuah dakwah  yang sangat efektif.

Kaidah  # 2

Tekad yang kuat dan bulat

Menghafal Al Qur’an merupakan tugas yang sangat agung dan besar. Tidak ada yang sanggup melakukannya selain Ulul ‘Azmi, yakni orang-orang yang bertekad kuat dan bulat  serta keinginan bembaja.

Mereka juga mempunyai  sebuah sifat yang sangat penting dan jelas , secara sederhananya yakni tekad yang jujur.  Karena itu mereka dinamakan Ulul ‘Azmi (para pemilik tekad yang kuat).  Artinya , seorang pemilik tekad yang kuat  adalah orang yang senantiasa  sangat antuisias  dan terobsesi merealisasikan  apa saja yang telah ia niatkan dan memyegerakannya sekuat tenaga.

Kaidah  # 3.

Pahamilah Besarnya Nilai Amalan Anda

Orang yang mengetahui nilai dan arti sesuatu akan berkorban untuknya. Biasanya banyak manusia yang mengerahkan segala daya dan upaya hanya untuk memperoleh kemaslahatan duniawi. Sebab mereka mengetahui nilai dan arti pekerjaan tersebut serta keuntungan yang akan diperolehnya.

Begitu pula amal-amal akhirat. Setiap kali Anda mengetahui betapa besar nilai pahala dan ganjaran dari sebuah perbuatan , niscaya Anda akan semakin merindukannya..

Orang yang paham betul akan keutamaan Al Qur’an  secara detail dan terperinci, tentunya  tidak sama dengan orang yang mengetahuinya secara global.

Rasulullah bersabda :

  Ahli (penghafal dan pengamal) Al Qur’an adalah ahli (kekasih) Allah  dan orang yang istimewa  di sisi Nya” . (HR An-Nasa’i dari Anas bin Malik).

Kaidah  #  4

Amalkan Apa yang Anda Hafalkan

Pada hakikatnya , kaidah ini merupakan kaidah yang paling penting.  Betapa celaka orang yang mempelajari sduatu ilmu tetapi ia tidak mengamalkannya.

Menghafal Al Qur’an bukanlah tujuan atau target akhir. Akan tetapi, hafalan mesti dibarengi dengan amalan kongkret.  Diatas semua itu , sesungguhnya mengamalkan sesuatu yang telah   Anda hafal  akan sangat memudahkan  Anda melanjutkan hafalan yang baru.

Pepatah mengatakan, “ Barangsiapa mengamalkan ilmu yang telah ia ketahui, niscaya Allah akan mewariskan kepadanya ilmu yang  belum ia ketahui.” 

Dan mengamalkan hafalan yang telah dihafal merupakan jalan menuju hafalan yang baru.

Kaidah   #  5

Membentengi Diri dari Jerat Jerat Dosa.

Hati yang selalu dicekoki dengan kecintaan terhadap dosa dan maksiat tidak akan dapat memahami dan berinteraksi dengan Al Qur’an. Setiap kali seorang hamba melakukan dosa, setiap kali itu pula hatinya akan semakin terpengaruh (teracuni).  Jika hati semakin teracuni, potensi untuk menghafal Kitab yang mulia akan melemah dan menurun.

Kaidah  #  6.

Berdoalah !

Sebuah sarana yang tak akan pernah sia-sia ialah berdoa kepada Allah dengan tulus ikhlas. Memohonlah kepada Allah agar Dia menganugerahkan nikmat hafal Al Qur’an kepada Anda.  Selain itu menjadikan niat Anda  ikhlas karena Allah semata serta memberikan kemudahan bagi Anda dalam ber-amal..

Bersungguh-sungguhlah dalam mengejar waktu waktu yang tepat dalam berdoa.; waktu waktu yang telah Rasulullah wasiatkan kepada kita. Misalnya waktu sahur, di penghujung shalat, sepuluh malam terakhir Ramadhan, atau lebih fokusnya pada malam-malam ganjil.

Untuk mempermudah menghafal Al Qur’an tidak ada doa khususnya. Tidak ada juga shalat tertentu untuk membantu dalam menghafal.  Semua asumsi tentang hal hal ini tidak ada dasarnya dalam Islam. Yang penting, Anda berusaha dan berdoa kepada Allah sesuai dengan  doa yang anda ketahui dan hafal. Mohonlah agar Dia mengabulkannya.

Kaidah  # 7

Pahamilah Makna Ayat dengan Benar

Tak bias dipungkiri bahwa orang yang memahami makna dan kandungan ayat-ayat yang akan dihafalakan lebih mudah untuk menghafalnya. Khususnya, ketika menhhafal surat-surat yang mengandung kisah atau ayat-ayat yang mempunyai sababun nuzul (sebab turun) yang sudah sangat popular.  Begitu juga dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan hukum-hukum fikih, seperti berwudhu, kafarat sumpah, kafarat zihar, puasa, diyat pembunuhan bersalah , atau hukum hukum yang lainnya.

Seorang yang berniat menghafal seluruh Al Qur’an , hendaknya mengkaji ayat ayat Al Qur’an dengan memanfaatkan kitab tafsir walaupun yang ringan (muyassar).  Sebab, hal ini bias membantu dalam memahami makna dan kandungan ayat-ayat Al Qur’an secara cepat dan tak perlu berlama-lama.

Kaidah  # 8

Menguasai Ilmu Tajwid.

Mempelajari Ilmu Tajwid merupakan hal yang sangat penting bagi orang yang ingin mahir membaca Al Qur’an.  Seorang yang paham dan fasih berbahasa Arab belum tentu bisa membaca Al Qur’an  dengan baik dan benar.  Sebab membaca Al Qur’an  mempunyai kaidah kaidah tertentu dan cara yang sangat khusus, serta hanya dipraktikkan  terhadap kitab Allah yang mulia ini.

Allah menghendaki agar kita membaca Al Qur’an sebagaimana Nabi Muhammad membacanya.  Beliau membacakannya kepada kita sebagaimana beliau mendengarnya dari Malaikat Jibril

Para sahabat juga telah membacakannya sebagimana mereka dengarkan dari Rasulullah.   Ilmu yang sangat agung ini senantiasa diwariskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya hingga era kita. Al Qur’an senantiasa akan terpelihara hingga hari kiamat kelak.

Kepada setiap muslim yang ingin menghafal Al Qur’an !.  Semestinya Anda mempelajari kaidah dan tatacara membaca Al Qur’an ini dengan cepat. Sebab, Sangat sulit memperbaiki bacaan  yang terlanjur dihafal, apalagi jika hafalannya sudah kuat dan matang.  Sekiranya ia menghafalnya dengan  kaídah Ilmu Tajwid yang salah, hafalannya akan terus berlanjut dalam kesalahan.

Kaidah  #  9

Sering Mengulang- ulang Bacaan.

Bersungguh-sungguhlah mengkhatamkan Al Qur’an setidaknya sebulan satu kali. Kalau Anda bisa mengkhatamkannya kurang dari sebulan, ini akan lebih baik.  Kebanyakan shahabat Rasulullah mengkhatamkan Al Qur’an sepekan sekali. Bahkan , sebagian lagi ada yang mengkhatamkan Al Qur’an dalam tiga hari.

Perlu diingat bahwa memperbanyak membaca Al Qur’an akan memberikan pahala yang Sangat besar dan berlipat ganda kepada pembacanya.  Pada saat yang sama , juga akan mematangkan dan menguatkan hafalanya.

Bahkan, ketika anda membaca ayat-ayat atau surat surat yang belum Anda hafal, tetapi karena anda sering membacanya, bacaan akan terasa akrab dengan otak, Sehingga Anda akan lebih mudah menghafalnya.

Kaidah   #  10. 

Melakukan Syalat secara Khusyuk  dengan Ayat Ayat (Surat) yang Telah Dihafal.

Membaca ayat-ayat (surat) yang telah Anda hafal ketika shalat secara rutin Sangat effektif dalam memperkuat hafalan.  Bacalah ayat- ayat  yang baru saja Anda hafal ketika melaksanakan shalat.  Lakukanlah pengulangan  terhadap beberapa  ayat yang telah Anda  hafalkan sebelumnya.

Ada sebuah shalat yang jika Anda berusaha selalu menjalankannya, insyaAllah akan Sangat membantu Anda memperkuat dan mematangkan hafalan. Masih ditambah dengan besarnya pahala dan agungnya ganjaran. Shalat tersebut adalah shalat Lail (qiyamul lail).

Dengan melaksanakan qiyamul lail , Anda mempunyai waktu yang Sangat Luang untuk mengulang hafalan ayat ayat manapun yang Anda inginkan, yaitu saat anda berdiri tegak sendirian, manghadap Allah dalam keheningan malam. Betapa mulia dan agungnya amal ini dan betapa cepatnya jalan untuk meraih surga.

Anda juga bisa memegang mushaf ditanganmu ketika Anda menjalankan qiyamul lail. Jika Anda lupa, Anda bisa melihatnya .

Anda juga bisa melaksanakan  shalat dalam dua rakaat dengan satu surat yang telah anda hafal.  Kemudian , Anda mengulanginya kembali  pada dua rakaat berikutnya agar hafalan Anda semakin kuat dan lengket.

Qiyamul Lail juga bisa Anda  jalankan tepat estela Anda melaksanakan syalat Isya’, pada pertengahan malam atau sebelum datang waktu Fajar (subuh) – dan inilah yang paling utama.  Qiyamul Lail- kapanpun waktunya serta berapapun rakaat dan ayatnya- merupakan amal yang Sangay mulia serta Sangay besar pahalanya. Kita memohon lepada Allah agar Dia menganugerahkan nikmat yang Sangay besar ini (qiyamul Lail) lepada kita semua.

 

                                                       ------------  oooo  ---------

Note :

Cuplikan tentang  “ Kaidah Pendukung Dalam  Menghafal Al Qur’an “ ,akan disampaikan pada desempatan berikutnya.

(Jakarta , 20 Desember 2008 ;   Wassalam    :  J e n g g a l a )

Selasa, 09 Desember 2008

Facts and Figures in Al Quran































Senin, 08 Desember 2008

Berikut ini adalah cara menghitung huruf- huruf dalam Basmallah, yang
menunjukkan
bahwa Basmallah itu terdiri dari 19 huruf.


Matematika Al Quran dan agama "Submission"

Matematika Al Quran dan Agama ‘ Submission’

Oleh : Jenggala

Dr Rasyad Khalifa, ahli kimia, seorang warga Negara America Serikat keturunan Mesir sejak 1970 melakukan penelitian mendalam tentang matematika dalam Al Quran. Penelitiannya difokuskan pada bilangan 19 yang terdapat dalam surat 74. Al. Muddatstsir ayat ke 30. Bunyi ayat tersebut sebagai berikut :

Ayat 30 : ‘Alaihaa tis’ata ‘asyar

Terjemahan : Atasnya sembilan belas.

Penelitian yang dilakukan ternyata membuahkan hasil yang menakjubkan, karena dengan matematika berlandaskan bilangan 19 itu Dr. Rasyad Khalifa dapat mengungkapkan antara lain hal-hal sebagai berikut :

  1. Bahwa Al Quran tersebut benar-benar wahyu dari Allah
  2. Bahwa susunan-susunan surat , ayat , kalimat , kata bahkan huruf-huruf dalam Al Quran sudah diatur oleh Allah sedemikian rupa sehingga memenuhi kaídah matematika, yaitu penjumlahan huruf , add up (penjumlahan angka –angka dalam suatu bilangan huruf) atau nilai gematrical dari suatu kata/huruf ternyata merupakan perkalian bilangan 19. Bilangan 19 adalah ‘Prime Number’, artinya bilangan ini hanya habis dibagi oleh 1 atau dirinya sendiri yaitu 19. Tegasnya secara statistik hanya sedikit bilangan (kurang dari 6 %) dari kumpulan bilangan yang secara random akan habis dibagi 19.
  3. Pertanyaan-pertanyaan selama ini yang sering memperoleh jawaban yang kurang memuaskan dari ahli tafsir, dapat dijelaskan oleh Dr Rasyad Khalifa dengan menggunakan matematika Al Quran, sehingga diperoleh jawaban yang lebih ‘masuk akal ‘.

Dengan penemuan / hasil penelitian tersebut Dr. Rasyad Khalifa menjadi orang yang dikenal luas dan sering diminta berceramah dibeberapa negara Islam (antara lain Mesir /negara asal yang bersangkutan dan Maroko). Selain itu temuan-temuan Dr.Rasyad Khalifa dan kelompoknya banyak beredar dan menjadi pembicaraan dikalangan umat Islam. Pengungkapan-pengungkapan yang disampaikannya mendapat sambutan luar biasa bahkan dianggap sebagai ‘pahlawan’ karena penemuan-penemuan yang dikemukakannya.

Diantara hal-hal yang diungkapkannya terdapat hal-hal sederhana yang walaupun sering dibaca dan diketahui oleh kebanyakan umat namun tidak disadari bahwa ada kaitannya dengan bilangan 19. Sebagian dari pengungkapannya berikut ini dapat dengan mudah diltelusuri, namun beberapa angka membutuhkan teknik/ cara perhitungan khusus atau sistem (chek and rechek) dan tidak mudah menghitungnya. Berikut temuan-temuan yang sering disampaikan :

(1) Bahwa basmalah atau kalimat Bismillaahhirrahmaanirrahiim (dalam tulisan aslinya/tulisan Arab) terdiri dari 19 huruf

(2) Bahwa wahyu pertama yang diterima Rasullulah Muhammad s.a.w di gua hira’ yaitu surat ke 96 Al Álaq ayat 1 s/d ayat 5 , terdiri dari 19 kata . Kalau dihitung hurufnya terdapat 76 huruf atau 19 x 4 , merupakan kelipatan 19.

(3) Bahwa surat ke 96 tersebut terdiri dari 19 ayat..

(4) Bahwa seluruh surat-surat dalam Al Quran itu berjumlah 114 surat , dan itu merupakan kelipatan bilangan 19 atau 19 x 6

(5) Bahwa seluruh basmalah dalam Al Quran berjumlah 114 , sama dengan jumlah seluruh surat dalam Al Quran. Walaupun surat ke 9 AT TAUBAH tidak ada basmalah, namun surat ke 27 AN NAML ternyata mempunyai 2 (dua) basmalah. Satu basmalah pada pembukaan surat dan satu lagi terdapat pada ayat ke 30. Artinya jumlah basmalah juga adalah 19 x 6 atau kelipatan bilangan 19.

(6) Bahwa antara surat ke 9 AT TAUBAH yang tidak mempunyai basmalah dengan surat ke 27 AN NAML yang mempunyai dua basmalah terdapat sebanyak 19 surat.

Menelusuri pengungkapan-pengungkapan diatas tidak terlalu sulit dan dapat dilakukan oleh kebanyakan muslim.

(7) Bahwa jumlah seluruh ayat dalam Al Quran (termasuk ayat yang tidak bernomor yaitu 112 basmalah) adalah : 6346 atau 19 x 334. Angka 6346 kalau di add-up berjumlah : 6 + 3 + 4 + 6 = 19.

(8) Dalam Al Quran terdapat kata ‘Wahid’ yang merujuk kepada ke-Esa-an Allah , sebanyak 361 kali atau 19 x 19.

(9) Bahwa Allah mengungkapkan angka 19 pada surat ke 74 AL MUDDATSTSIR ayat ke 30 secara utuh. ‘Alaihaa tis’ata ‘asyar “ artinya : Padanya atau atasnya ada sembilan belas.

Catatan :

Dalam berbagai tafsir yang dimaksud dengan bilangan19 tersebut adalah sembilan belas malaikan yang menjaga neraka (Saqar).

(10) Jumlah kata ‘Allah ‘dalam Al Quran adalah 2698 atau 19 x 142

(11) Jumlah kata “Quran” dalam Al Quran adalah 58 , namun satu kata Quran dalam surat 10:15 adalah “Quran yang lain”, maksudnya bukan Quran, sehingga kata Quran yang sesungguhnya berjumlah 57 atau 19 x 3.

(12) Kalimat ‘Laillahaillallah’ terdapat dalam Al Quran pada 19 buah surat.

Dr. Rasyad Khalifa juga berhasil mengungkapkan ‘rahasia’ huruf-huruf khusus sebagai berikut :

Alf Laam Miim , pada pembukaan surat-surat :

Surat No. 2. Al Baqarah ; Jumlah huruf Alif , Laam dan Miim = 9899 atau 19 x 521

Surat No. 3 Ali Imran , jumlah huruf Alif , Laam dan Miim = 5662 atau 19 x 2988*)

Surat No. 29 Al ‘Ankabut , jumlah huruf Alif , Laam dan Miim = 1672 atau 19 x 88

Surat No. 30 Ar Rum , jumlah huruf Alif , Laam dan Miim = 1254 atau 19 x 66

Surat No. 31 Luqman , jumlah huruf Alif , Laam dan Miim = 817 atau 19 x 43

Surat No. 32 As Sajdah,jumlah huruf Alif , Laam, Miim = 570 atau 19 x 30

Dalam 3 : 96 , kata Makkah ditulis dengan Bakkah, kenapa ?

Alasan nya adalah , surat No. 3 ini huruf Miim nya adalah huruf yang

dikendalikan jumlahnya. Karena jumlah huruf Miim sudah memenuhi konfigurasi yang dibutuhkan , maka kata Makkah diganti dengan Bakkah (huruf Miim diganti dengan huruf Ba ). Tulisan Makkah yang benar dapat dijumpai dalam surat 48 : 24.

Alif Laam Raa , pada pembukaan surat surat :

Surat No.10 Yunus, jumlah huruf Alif , Laam dan Raa = 2489 atau 19 x 131.

Surat No.11 Huud , jumlah huruf Alif, Laam dan Raa = 2489 atau 19 x 131

Surat No.12 Yusuf, jumlah huruf Alif , Laam dan Raa = 2375 atau 19 x 125

Surat No.14 Ibrahim, jumlah huruf Alif ,Laam dan Raa = 912 atau 19 x 48

Surat No.15 Al Hijr , jumlah huruf Alif , Laam dan Raa= 1197 atau 19 x 63.

Yaa Siin , dalam surat Yaa Siin :

Jumlah huruf Yaa dan Siin dalam surat No.36 Yaa Siin = 285 atau 19 x 15.

Qaaf dalam surat Qaaf :

Jumlah huruf Qaaf dalam surat No. 50 Qaaf = 57 atau 19 x 3

Alif ,Laam Miim Shaad , dalam surat Al ‘Araaf :

Jumlah huruf Alif ,Laam , Miim dan Shaad dalam surat No. 7 Al ‘Araaf = 5320 atau 19 x 280

Alif Laam Miim Raa , dalam surat Ar Raad :

Jumlah huruf Alif , Laam , Miim dan Raa dalam surat ke 13 Ar Raad = 1482 atau 19 x 78

Kaaf , Haa , Yaa , ‘Ain , Shaad , dalam surat Maryam.

Jumlah huruf huruf Kaaf , Haa, Yaa, Áin dan Shaad dalam surat 19 Maryam = 798 atau 19 x 42.

Seluruhnya terdapat 29 surat menggunakan inisial huruf -huruf khusus seperti pembukaan surat-surat tersebut diatas. Kalau dihitung akan ada 14 komposisi huruf.(yang dimaksud komposisi adalah susunan, yaitu Alif Laam Miin satu komposisi, Alif Laam Miim Raa satu komposisi , Yaa Siin satu komopisi dan seterusnya) . Huruf yang dipakai sebagai inisial pembukaan surat ada 14 macam huruf, Alif , Laam , Miim , Raa, Yaa , Siin , Haa , Thaa dan seterusnya. Apabila angka angka itu dijumlahkan akan didapat 29 + 14 + 14 = 57 atau 19 x 3.

Hal-hal yang diungkapkan diatas baru sebagian (sebagai contoh), masih banyak temuan lainnya yang menakjubkan. Namun dari contoh tersebut diatas kita sudah dapat melihat adanya suatu keajaiban (miracles) . Dalam kebanyakan terjemahan Al Quran huruf huruf inisial tersebut tidak dapat diterjemahkan dan ahli tafsir pun hanya memberikan arti dari huruf-huruf tersebut sebagai “Hanya Allah yang lebih mengetahui maksudnya”.

Dari pengungkapan diatas paling tidak dapat diperkirakan bahwa huruf-huruf inisial dalam pembukaan-pembukaan surat-surat tertentu itu mempunyai fungsi untuk melengkapi komposisi atau konfigurasi huruf sehingga secara kaidah matematika dapat diperiksa ke-otentikannya..

Dari banyak temuan-temuan yang diperoleh dengan menggunakan basis bilangan 19 oleh
Dr Rasyad Khalifa serta kelompoknya, tentu jadi pertanyaan apakah hal-hal tersebut diatas merupakan kebetulan belaka ? Sulit untuk menerima bahwa hal tersebut adalah kebetulan (lihat sifat bilangan 19 sebagai prime number pada pengungkapan angka 2 diatas), sehingga kesimpulan yang masuk akal adalah bahwa sejak semula Allah telah mengatur komposisi huruf atau konfigurasi huruf-huruf dalam Al Quran itu sedemikian rupa sehingga banyak hal dapat diuji ke-otentikannya dengan menggunakan bilangan 19. Allah telah memilih bilangan 19 sebagai ‘matematical code’ yang dapat digunakan sebagai alat penguji ke-otentikan huruf, kata tertentu , ayat , surat serta komposisi nomor urut surat dan sebagainya. Walaupun Al Quran diturunkan lebih dari 14 abad yang lalu, ternyata sudah dilengkapi dengan ‘matematical code’ guna menguji kebenaran kandungan (isi) serta komposisi atau konfigurasi huruf-hurufnya, sebagai penjaga ke-otentikannya agar tidak bisa dirubah oleh tangan-tangan manusia.

Temuan-temuan matematika Al Quran berbasis bilangan 19 yang disampaikan Dr. Rasyad Khalifa (serta kelompoknya) semula sangat populer namun secara perlahan menjadi kurang dihargai karena Dr. Rasyad Khalifa ternyata juga meng-introdusir suatu ‘paham baru’ dalam beragama yang dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut :

1. Dr. Rasyad Khalifa membuat terjemahan Al Quran kedalam bahasa inggris yang disebutnya sebagai “Authorized Translation”. Yang bersangkutan menyebut Al Quran hasil terjemahannya sebagai ‘authorized’ karena menurut yang bersangkutan, dia telah mendapat izin dari “Almighty” atau Yang Maha Kuasa (Allah).

2. Membentuk agama baru yang disebutnya “Submission” yang di - artikannya sebagai “Islam sebenar-benarnya Islam”. Jamaah agama ini disebut sebagai “submitters’ yaitu yang percaya hanya kepada Al Quran, artinya mereka sama sekali tidak percaya kepada hadist., sunnah rasul ( yang dicontohkan Muhammad s.a.w) betapapun shahihnya hadist atau sunnah tersebut. Menurut mereka, Al Quran itu sudah lengkap dan detil sehingga tidak memerlukan penjelasan lagi. Peran Muhammad sebagai nabi adalah menyampaikan kitab (Al Quran ) yang diterimanya dari Allah dan terserah yang menerima bagaimana cara melaksanakannya.

3. Dr.Rasyad Khalifa mengumumkan dirinya sebagai rasul , tepatnya sebagai ‘messengger of covenant‘ melalui majalah “Muslim Perspective” pada terbitan bulan Mei 1988. Kemudian dalam majalah yang sama, pada bulan Pebruari 1989, dia menantang kepada mereka yang tidak percaya (unbelivers) terhadap ke-rasulannya

(his messenggership), untuk menyanggahnya. Give me One Good Reason” tantangnya. Konon, tidak ada Mullah , Pemimpin Islam atau siapa pun dapat memberikan suatu bantahan berdasarkan Al Quran bahwa dia bukanlah rasul. ‘Tidak satupun ‘. Kata pendukungnya dalam sebuah tulisan di web site mereka..

Apakah dia mempunyai pengikut ?. Tentu saja.

Kalau warga Kemayoran Jakarta seorang ibu rumah tangga bernama Lia Aminuddin (yang juga mengaku rasul) punya pengikut , apalagi Dr. Rasyad Khalifa dengan temuan-temuan matematika Al Quran nya yang menakjubkan.

4. Alasannya mengangkat diri menjadi rasul adalah karena dia telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

4.1. Telah menjadi pembela Tuhan semata (Advocate worship of God Alone)

4.2. Tidak meminta upah (wages) bagi dirinya.

4.3. .Seorang Rasul Tuhan hanya menegakkan Quran dan tidak meng-idolakan dirinya.

4.4. Kerasulannya dapat dibuktikan. Menurut dia Allah telah memberi sinyal tentang kerasulannya pada surat 3: 81 sebagai pembawa estafet “Perjanjian’ (Covenant) dalam ayat 81 surat Ali Imran itu.

4.5 .Nabi (Prophet) menurut dia adalah ‘messenger of God who delivers a new scripture ‘ artinya Nabi membawa kitab, sedangkan Rasul adalah ‘messenger

commissioned by God to confirm the existing scripture” tidak membawa kitab tetapi diutus Tuhan untuk menyatakan kebenaran (confirm) atas kitab kitab yang sudah ada. Dia mengakui bahwa Muhammad s.a.w adalah nabi terakhir tetapi bukan rasul yang terakhir, artinya setelah Muhammad akan ada lagi rasul-rasul yang diutus oleh Allah . Salah satunya adalah dia sendiri (Dr. Rasyad Khalifa).

5. Pentasbihannya sebagai ‘rasul’ dikisahkan oleh Dr. Rasyad Khalifa dalam tulisannya berjudul “God’s Messenger of the Covenant’ (Appendix 2 of Dr. Khalifa’s Authorized English translation of the Quran ) sebagai berikut :

“ Selama perjalanan Haji saya ke Mekah, sebelum matahari terbit pada hari Selasa , 3 Zul Hijah , 1391 H ( 21 Desember 1971) , Saya , Rasyad Khalifa , roh (the soul) , saya yang sesungguhnya (the real person) , bukan tubuh secara fisik (not the body), diangkat ke suatu tempat di langit (was taken to some place in the universe) dimana saya diperkenalkan kepada seluruh nabi sebagai ‘Rasul Tuhan pembawa Perjanjian’. (God’s Messenger of Covenant ). . Saya tidak diberitahukan secara detail tentang makna kejadian ini sampai Ramadhan 1408“.

“Apa yang saya saksikan, dalam keadaan sadar , dalam posisi saya masih duduk , sementara para nabi satu persatu , mendatangi saya , memandang wajah saya , kemudian menganggukkan kepala. Tuhan memperlihatkan mereka kepada saya sebagaimana mereka juga telah melihat saya didunia ini , masing-masing dengan mode pakaian masalalu yang anggun.”

“Kecuali nabi Ibrahim , tidak ada nabi yang saya kenal. Saya tahu bahwa semua nabi ada disana, termasuk Musa , Jesus, Muhammad , Harun , Daud , Nuh , dan nabi lainnya. Saya percaya bahwa alasan mengungkapkan identitas Ibrahim adalah karena saya bertanya tentang dia.”

“Saya sedikit kaget oleh kemiripan yang dimiliki nya dengan keluarga saya , diri saya sendiri , ayah saya , dan paman paman saya . Itulah saat saya sangat heran ; “Siapa nabi ini yang kelihatannya seperti kerabat saya ?”. Datang jawaban : “Ibrahim”. Tidak ada bahasa yang diucapkan . Semua komunikasi dilakukan secara mental. “

6. Misi kerasulan Dr. Rasyad Khalifa.

Menurut Dr. Rasyad Khalifa dia adalah seorang ‘consolidating messenger ‘. Tuhan telah menurunkan tiga kitab , yaitu ‘Old Testament’ ; ‘New Testament’ dan ‘Last Testament’(Al Quran). Misinya adalah untuk memurnikan (to purify) dan mempersatukan (to unity ) semua agama-agama yang ada menjadi satu , yaitu Islam (Submission). Islam bukan suatu nama , dia adalah gambaran (description) suatu kepatuhan dan ketaatan hanya kepada Tuhan saja (God Alone), tanpa meng-idolakan Yesus, Maria , Muhammad , atau para Santa. Semua orang yang memenuhi kriteria itu adalah ‘Muslim’ (Submitters). Dengan demikian seseorang mungkin adalah Yahudi Muslim( Muslim Jews) ; seorang Muslim Kristen (Christian Muslim) ; seorang Muslim Hindu (Hindu Muslim) ; Muslim Buddha ( Budhist Muslim) atau seorang Muslim Muslim (Muslim Muslim).

Nasib Dr. Rasyad Khalifa , Rasul Submission.

Dr. Rasyad Khalifa pada pagi sekali tanggal 31 Januari 1990 memasuki kantornya di Tucson , Arizona , Amerika Serikat , dan ternyata dia telah ditunggu oleh seseorang yang menghabisi nyawanya.

Parasubmitters’ memperkirakan dia dibunuh oleh salah satu penganut Islam tradisional yang tidak senang dengan ajarannya, karena sebelumnya sudah ada ancaman-ancaman dari kelompok tersebut.

Walaupun ‘rasul’ submission sudah tiada , namun kelompok penganut agama ‘Submission’ masih meneruskan misi mereka melalui kegiatan-kegiatan di Masjid Tucson , Arizona , Amerika Serikat.

Apakah akan ada ‘rasul’ baru lagi , wallahualam bim syawab. Disana (Amerika Serikat) beragama (agama apa saja termasuk sekte-sekte dan sempalan sempalan) betul-betul bebas dan tidak terlalu sulit untuk menjadi ‘rasul’ karena pemerintah tidak akan ikut campur dalam soal soal seperti itu.

Kesimpulan penulis :

  1. Fakta adalah fakta, terlepas dari kita suka atau tidak suka terhadap fakta tersebut. Temuan temuan Dr Khalifa yang didasarkan atas penelitian yang mendalam adalah fakta yang dapat ditelusuri kebenarannya. Apalagi fakta tersebut merupakan suatu pembuktian yang memberikan kesimpulan terhadap kebenaran Al Quran yang selama ini sudah kita yakini sebagai kitab suci kita yang menjadi pedoman umat.

2. Ajaran yang menyimpang apalagi yang jelas jelas bertentangan dengan Al Quran tidak perlu diikuti . Sebagian besar umat bukan orang bodoh yang dengan mudah dibawa apalagi dapat menerima bahwa dia (Dr Khalifa ) adalah rasul yang diutus Allah dan sudah “dilantik” Allah sebagai rasul pembenar kitab-kitab terdahulu. Peran MUI serta para mubaliqh. , Guru dan Ustadz sangat penting dalam memberikan penyuluhan kepada umat tentang ajaran-ajaran yang menyimpang. Hendaknya diinformasikan pula ciri-ciri ajaran yang menyimpang agar umat terlindungi dari bahaya ajaran ajaran semacam itu. Hendaknya diingatkan agar umat tidak gampang ‘kagum‘ terhadap kebenaran-kebenaran yang ditonjolkan dan pada saat tertentu membawa ‘pengagum’ini kepada ajaran yang menyimpang. Dengan kesadaran seperti itu Insya Allah , umat tidak akan mudah terseret oleh ajaran-ajaran sesat apalagi seperti yang di ajarkan oleh kelompok Al Qayidah dengan ‘nabi‘nya yang berkumis itu.

Jkt . Nov. 2008.